“ apa iya, cuma gue doang
yang belom punya pacar? apa iya, nggak ada cowok yang mau sama gue? Apa iya….”
“Woi, kalo nanya tu satu
satu!” kata gabriella memotong pembicaraanku. Saat ini kami sedang ada di
kantin, menikmati 30 menit waktu istirahat kami yang terasa sangat singkat.
Gabriella menghampiriku yang duduk di meja agak pojok sebelah kanan kantin, dengan
dua buah mangkok bakso. Kemudian ia duduk di hadapanku dan mulai membuka majalah
strowberrynya ( lagi) itu. “ La, emangnya salah ya, kalo belom punya
pacar?mmm… jomblo itu kaga bagus buat kesehatan, ya?”
“Nat, lo nggak nyadar ya?”
“apa? Ada apa?’
SKIP
Kriing…Kring..bel pulang
pun berbunyi. Aku dengan sigap merapihkan barang-barangku ke dalam tas, dan
bersiap-siap untuk pulang, Tapi…”NATALY!” panggil seseorang. “ Ya?”
“tolong bantuin piket
dong?” ternyata Daniel. “Lha … yang lain mana?” tanyaku. Kemudian menjatuhkan
tasku kembali ke kursi, dan artinya aku mau membantunya. “Kamu gladi resik
sendiri ya…teman-temanmu sakit!” canda Daniel, tapi ….kenapa nggak semangat
gitu kedengerannya? “ Lo kenapa sih?”
“Nggak apa-apa!” jawabnya ketus. Wajahnya semerawut, layaknya jalanan kota
Jakarta di siang hari. Dia juga tidak semangat seperti biasanya, lemas….
“ Nataly…”